Forkot, Jakarta —Proyek peningkatan layanan air perpipaan yang dilaksanakan oleh PAM Jaya di wilayah Jakarta Timur sejak September 2024 hingga Juni 2025 dinilai belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Keterlambatan ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, khususnya di kawasan Jalan Raya Bogor, Jalan Haji Bokir Bin Dji’un, dan Jalan Pondok Gede, yang terdampak langsung oleh pengerjaan proyek.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Saintek Muhammadiyah (BEM USM) menyatakan keprihatinannya atas belum selesainya proyek tersebut.
Melalui pernyataan resmi, Presiden Mahasiswa USM, Radityo Satrio, menyampaikan bahwa proyek yang tidak kunjung rampung ini dapat berdampak negatif terhadap kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat, serta mencederai kepercayaan publik terhadap institusi penyelenggara layanan air bersih.
“Kami mendesak pihak PAM Jaya untuk segera menyelesaikan proyek ini secara profesional, akuntabel, dan sesuai dengan tenggat waktu yang telah direncanakan,” ungkap Radityo.
Sehubungan dengan kondisi yang ada, BEM USM menyampaikan sejumlah tuntutan kepada PAM Jaya diantaranya adalah :
1. Menyelesaikan proyek peningkatan layanan air secara tepat waktu dan bertanggung jawab.
2. Melakukan perbaikan atas kerusakan infrastruktur yang terjadi akibat pelaksanaan proyek.
3. Menyampaikan informasi perkembangan proyek secara berkala dan terbuka kepada masyarakat.
4. Menjamin keselamatan dan kenyamanan warga selama masa pengerjaan berlangsung.
BEM USM menegaskan bahwa pelaksanaan proyek publik harus berlandaskan pada prinsip transparansi, efisiensi, dan tanggung jawab sosial.
Apabila tidak terdapat kemajuan yang nyata dalam waktu dekat, maka pihaknya mempertimbangkan untuk melakukan penyampaian aspirasi melalui aksi damai yang konstitusional. (Red)